CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Senin, 19 Maret 2012

KISAH CINTAKU



Malam ini aku sangat merasa bahagia, Aziz menyatakan cintanya padaku. Yeah, tepatnya pada pukul 18.30 sehabis sholat maghrib. Saat itu aku dan dia sedang berdua, selama beberapa menit suasana hening karna diantara kami tak ada satupun yang berbicara. Suasana hening itupun mulai  pecah karena tiba-tiba saja Aziz berkata, “Alis aku pengen ngomong sama kamu, tapi kamu harus janji jangan marah.” Tiba-tiba saja jantungku berdebar kencang setelah mendengar kata Aziz tadi, dan aku menjawab “ Iya, kamu mau ngomong apa?”
            “ Sebenarnya perasaan kamu ke aku tu gimana sih?”
“ Maksud kamu perasaan apa ? Aku binggung”
“ Ya, mungkin ada perasaan apa gitu yang lebih dari aku ?”
“ Emang perasaan kamu gimana ke aku?”
“ Jujur aja Lis, aku suka sama kamu dari dulu kita pertama kali ketemu”
Aku hanya terdiam aku belum tau mau jawab apa ke Aziz. Jantungku semakin berdetak kencang. Aku semakin tak berkutik, tapi aku merasa sangat bahagia, entah mengapa.
“ Kenapa kamu diam, Lis ? Aku kan pengen tau perasaan kamu ke aku”.
“ Aku nggak tau gimana perasaan aku ke kamu, tapi hatiku berkata aku juga suka sama kamu Aziz”.
“ Kamu mau nggak jadi pacarku ?”
“ Kamu serius ? Tapi, aku takut patah hati”.
“ Alis, kamu harus percaya sama aku, aku nggak akn pernah nyakitin kamu. Kamu percaya kan sama aku? Kamu maukan jadi pacarku? Aku serius sama kamu!!”
“ Tapi kamu tau kan kalau aku itu nggak boleh pacaran sama orang tuaku !!”
“ Kita kan bisa backstreet  Alis ! Mau ya, ayolah !”
“ Iya, aku mau. Tapi kamu harus janji nggak boleh ngomong sama siapapun tentang hubungan kita, dan yang paling penting kamu nggak boleh nyakitin  perasaanku!”
 “ Iya....iya aku janji !”
Sejak saat itu aku dan Aziz sering sms-an. Saat kita bertemu aku selalu senyum pada Aziz, dan Aziz membalas senyumku. Walaupun kita pacaran, tapi kita tidak pernah ketemuan ataupun janjian. Teman-temankupun merasacuruga terhadap hubungan kami, karena sikapku ke Aziz dan sikap Aziz ke aku tidak seperti biasanya. Teman-teman kamipun sering bertanya pada kami, sebenarnya di antara kami itu ada hubungan apa. Tapi aku dan Aziz tidak pernah mengaku. Biarlah tiada seorangpun yang tau tentang hubungan kami. Aku tak ingin ada orang ketiga yang cemburu karena hubungan kami, karena aku tau ada yang iri terhadap hubunganku sama Aziz.
Beberapa minggu kemudian setelah selesai sholat Isya’ di masjid tiba-tiba Meyta bertanya padaku “ Alis, aku pengen tanya sama kamu, tapi kamu harus jujur ya sama aku dan kamu jangan marah sama aku !”
“ Iya, kamu mau tanya apa sih Mey ? Kayaknya kok serius banget?”
“ Kamu sebenarnya ada hubungan apa sih sama Aziz? Kok sikap kamu ke dia nggak kayak biasanya? Aku rasa kamu sama Aziz itu ada hubungan yang spesial gimana gituh ! Iya kan Lis? Jujur saja sama aku, nggak papa kok, aku juga nggak bakal bilang sama siapa-siapa, kan kamu temen deket aku!”
“ Maksud kamu hubungan apa to Mey? Terus sikapku ke Aziz aneh gimana? Aku tuh bingung sama kamu tau!”
“ Ya, beda aja, kamu itu sering senyum-senyum sama dia, dan senyum kamu tu beda. Kamu ada hubungan apa sih Lis? Jujur aja sama aku!”
“ Gimana yah, aku mau ngomong apa sama kamu, aka bingung nih!”
“ Alah kamu mau jujur aja susah baget sih Lis!! Ayo donk Lis, aku janji kok nggak bakal ngomong siapa-siapa!”
“ Sebenernya gini lho Mey, Aziz itu sudah seminggu ini pacaran sama aku, tapi kita backstreet. Kamu janji kan Mey nggak bakalan ngomong sama siapa-siapa ?”
“ O....jadi gitu tho critanya, pantesan aja kamu agak beda gimana gitu sama Aziz. Tapi aku nggak bakal bilang siapa-siapa kok, santai aja kali !”
Kurang lebih kami pacaran sudah satu bulan, tapi belum ada satupun yang tau selain Meyta. Orang tua kamipun  juga belum ada yang tau. Kami nggak pernah berantem sama sekali. Tapi ternyata  Meyta adalah “Musuh dibalik selimut”, ternyata dia nggak bisa jaga rahasiaku. Dia ternyata cerita ke teman-temanku yang lain. Semua temanku tau, dan hal itu menbuat salah paham antara aku dan Aziz. Aku kira yang bocorin semua Aziz, tapi ternyata Meyta. Aku jadi benci sama Meyta. Hubunganku dan Aziz sudah tidak seperti dulu lagi. Aziz marah sama aku dan aku udah coba jelasin semua ke Aziz. Aziz akhirnya ngerti, dia nggak lagi marah ke aku. Tapi aku tetap saja benci sama Meyta. Meyta sudah berkali-kali minta maaf ke aku dan juga Aziz, Meyta nglakuin itu semua karna ternyata Meyta cemburu terhadap aku dan Aziz, dia juga suka sama Aziz. Akhirnya aku dan Aziz pun ngertiin Meyta dan maafin dia, dan Meyta pun berjanji nggak akan ngulangin semuanya lagi demi aku dan Aziz.
“ Lis, Ziz, maafin aku yah? Aku tuh nglakuin itu semua karena aku cemburu, tapi kali ini aku akan buang rasa cemburuku jauh-jauh, karena aku sayang sama kalian, kalian mau kan maafin aku?”
“ Iya Meyta, aku ngerti kok kalau kamu itu cemburu, tapi lain kali jangan diulangi ya Mey, lagian kamu tau kan kalau aku sama Aziz itu sudah saling suka dari dulu, dari kelas 1 SMP.”
“ Iya, Lis makasih banget yah”
“ Iya, nggak papa koq”
Sejak saat itu kami berdua kembali rukun, walaupun semua orang sudah tau hubungan kami, bukan hanya sebatas teman, tapi lebih dari itu.
“ Aziz, aku pengen ngomong sama kamu, tapi kamu jangan marah ya!”
“ Iya, mau ngomong apa Lis?”
“ Kamu masih sayang nggak sama aku?”
“ Ya iyalah, lha emangnya kenapa kok kamu tanya gitu? Apa jangan-jangan kamu udah nggak suka lagi sama aku?”
“ Bukan gitu, tapi kamu kok aneh gimana gitu sama aku? Aku ngrasa kamu itu deket banget sama Meyta, apa jangan-jangan kamu  suka ya sama dia?”
“ Lhoh kamu kok ngomong gitu sih Lis? Aku sama dia itu cuma temen doank kok, nggak lebih kali, kamu cemburu yah?”
“ Iya, aku cemburu sama kamu, kamu tau kan?”
Iya, aku nggak akan deket-deket sama Meyta lagi, demi kamu”.
Hari mulai berganti, nggak terasa ternyata hubungan kami  sudah berjalan selama 2 bulan, suka dan duka kami lalui bersama. Tapi rupanya inilah saat-saat yang menyebalkan bagi kami. Aziz salah paham denganku dan dengan temannya, dia kira aku selingkuh sama temannya, Rozaq. Karena selama ini aku sering sms-an sama Rozaq, tapi aku nggak ada apa-apa sama dia, hanya sebatas teman. Itu semua membuat aku dan Aziz berantem, dan akhirnya kami pun menyelesaikan secara baik-baik berdua.
“ Alis, sebenernya kamu itu ada hungan apa sama Rozaq? Apa dia pacar kamu?”
“ Lha emangnya kamu itu nggak deket banget apa sama Meyta? Aku juga nggak suka kalo kamu deket-deket sama dia!”
“Aku itu nggak deket-deket sama Meyta, tapi malah kamu yang deket-deket sama Rozaq!”
 “ Enggak, dia bukan apa-apa ku lagi!”
“ Kamu bilang ke aku kamu nggak akan jauh dari aku,  tapi apa nyatanya sekarang?”
“ Eh, malahan kamu yang bilang ke aku, katanya kita forever love, tapi itu semua cuma gombal kan? Cuma rayuan maut kamu!”
“ Kamu sekarang mintanya apa?’
“ Aku minta, kamu lupain aku, dan anggep aja kita nggak pernah ada hubungan apapun, kita hanya teman”.
“ Ok,  kalau itu memang mau kamu, aku nggak akan deket-deket sama kamu lagi”.
Sejak saat itu diantara aku dan Aziz sudah nggak pernah komunikasi lagi, bahkan sms-an pun tidak. Saat Aziz ngliat aku, dia nggak peduli sama aku, seperti angin berlalu. Tapi seandainya dia tau aku masih menyimpan perasaan cinta untuk dia, Aku masih sayang dia, tapi aku nggak tau dia itu masih sayang apa nggak sama aku. Sudah kurang lebih satu bulan kami nggak saling bicara sedikitpun. Bahkan aku nggak mau liat dia lagi. Aku muak dengan dia, tapi aku masih cinta. Teman-temenpun slalu menghibur aku.
“ Lis, kamu sabar aja, cowo’ tu nggak cuma Aziz. lagian apa sih bagusnya Aziz itu? Dia tuh nggak pantes buat kamu.”
“ Tapi aku masih sayang sama dia Rahma”
“ Iya Lis, kamu harus berusaha nglupain dia, aku aja bisa kok nglupain dia masa kamu nggak bisa Lis?’
“ Meyta, Rahma, aku juga pengen bisa nglupain dia, aku tau dia itu udah nggak pantes buat aku, tapi aku nggak bisa nglupain dia secepet ini, harus pelan-pelan”.
Hari ini aku mencoba buat nggak mikirin dia, aku pengen hidupku enjoy. Tapi saat aku ke warnet buat facebook-an, aku ketemu sama Aziz. dia chatting sama aku, dia minta maaf atas semua perbuatannya ke aku.
“ Ae ....Lis siang”
“ siang jg, knapa?’
“ Km msih mrh ga ma aq?”
“ Enggak, aq dh lupain smuanya kq!”
“ Aq mnta maaf atas smuanya yya, aq tau km sering nangis krn aq kan! Km bsk bisa ga ktemu ma aq??”
“ Iya, emang knp?”
“ Aq pgen ngmong ma km!”
“Iya...!!!”
Hari ini aku seneng banget karena Aziz ternyata nggak marah sama aku. Dan besok aku harus siap-siap buat ketemu sama Aziz. Dan malam ini pun terasa sangat indah, pasti aku mimpi indah. Malam ini aku nggak bisa tidur, aku ngebayangin wajah Aziz terus. Dan malam ini rasanya menyenangkan banget. Akhirnya aku tertidur pulas  hingga pagi. Sebelum ketemu sama Aziz aku ketemu sama Meyta dan Rahma, mereka semua crita tentang jeleknya Aziz ke aku, aku sempet nggak percaya, tapi ternyata benar semuanya, Aziz sekarang ternyata dia sudah punya pacar setelah putus dari aku. Aku nggak habis pikir, dia secepat itu  nglupain aku, padahal aku selalu cinta dia. Tapi aku tetap datang untuk ketemu sama dia, aku nggak mau dia kecewa, ternyata dia udah nungguin aku. Kami terdiam beberapa saat, tapi akhirnya Aziz mengawali pembicaraan.
“ Alis, kamu masih sayang nggak sama aku?”
“ Aku nggak tau, lha kamu sendiri gimana?”
“ Jujur aku masih sayang sama kamu, kamu mau nggak balikan sama aku?”
“ Maksud kamu apa? Bukannya kamu udah punya pacar?’
“ Iya, tapi aku KASIAN sama kamu, aku nggak mau ngliat kamu nangis!”
“ Berarti kamu ngajak balikan sama aku hanya karena KASIAN doang sama aku? Kamu nggak mikirin perasaan aku?”
  Iya, tapi aku juga masih sayang sama kamu!”
“ Gombal!!”
“ Aku nggak bohong Alis!!”
“ Kamu pikir, kamu bisa dengan rayuan maut kamu? nggak bisa! tau nggak sih?”
“ Lis, kamu itu gimana sih, aku itu jujur sama kamu”.
“ Maaf Aziz, aku nggak mau mikirin perasaaan dulu, aku mau mikirin sekolah aku, karena aku udah kelas 9 SMP, bentar lagi mau ujian, aku pengen konsen dulu sama sekolah aku!”
“ Ok lah kalau itu mau kamu, aku nggak akan ganggu kamu lagi. Tapi kamu nggak  boleh lupa sama aku ya, aku pengen sahabatan sama kamu!”
“ Iya, aku tau perasaan kita sama Ziz”
“Iya Alis”
“ Ya sudah, aku pulang dulu aja.”
“ Iya, hati-hati ya Lis, aku sayang kamu.”
“ Aku juga sayang kamu.”
Sejak saat itu aku dan Aziz menjadi teman baik, aku selalu memberi arahan sama dia saat dia salah, karena aku sayang sama dia. Dan aku nggak tau apa ia rasakan ke aku, tapi aku nggak peduli, yang penting hanyalah persahabatan.
Hari ini rasanya aneh,kenapa ya Aziz nggak mau ngeliat mukaku, apa dia marah lagi sama aku, apa coba salahku. Aku binggung dengan tingkahnya ke aku. Dikit-dikit marah, dikit-dikit ngajak balikan, Huft.....jadi sebel dech. Tapi apa jangan-jangan dia udah nggak suka sama aku lagi? Tapi kenapa secepat itu dia nglupain aku, padahal aku selalu cinta dia.........oooh malangnya nasibku.
Kamu tanya aku menjawab
Kamu minta aku berikan
Ku sayangi kamu
Ku bicara kamu yang diam
Ku mendekat kamu menghindar
Separah inikah kamu dan aku
bagaimana bisa aku tak ada
 di setiap mu melihat
sementara ku ada
bagaimana bisa kamu melupakan
yang tak mungkin dilupakan
aku selalu cinta, selalu cinta
Kamu hilang, aku menghilang
Semua hilang tak ku kira
Jangan Tanya lagi
Tanya mengapa
Bagaimana bisa aku tak ada
Di setiapmu melihat
Sementara ku ada
Bagaimana bisa kamu lupakan
Yang tak mungkin di lupakan
Aku selalu cinta
Tapi kamu tidak,,,,tapi kamu tidak
            Saat aku mendengar lagu slalu cinta dari kotak, aku rasanya ingin nangis. Tapi aku nggak mau dibilang cengeng hanya karna cowo’ brengsek itu. Cowo’ kayak Aziz nggak perlu ditangisi, karena dia bukan cowo’ baik, dia tipe cowo’ buaya, banyak yang bilang gitu, termasuk Meyta dan Rahma. Udahlah semua itu nggak penting, aku hanya pengen mikir sekolah, karena kurang dari 4 bulan aku udah Ujian Nasional. Aku nggak peduli apapun tentang Aziz lagi toh cowo’ bukan hanya cuma dia. Aku cuma harus belajar ...belajar dan belajar....
“ Lis bentar lagi kita udah ujian, kamu dah bisakan nglupain Aziz?”
“ Iya Mey, aku dah berusaha itu”
“ Kamu harus bisa Lis, aku nggak mau kamu mikirin dia terus”.
“ Iya, Rahma, Meyta, tenang aja lagi !”
            Saat aku ngobrol dengan Meyta dan Rahma tiba-tiba Aziz muncul dari belakang dan mengagetkan kita bertiga. Dan ia tiba-tiba bilang ke kami bertiga,
“ Aku nggak sejelek yang kalian kira, aku bukan cowo’ brengsek, kalian salah, itu semua cuma gosip , sejauh ini aku tuh cuma suka sama Alis!”
Kami bertiga diam mendengar perkataan Aziz tadi, tak ada satupun dari kami yang bicara setelah mendengar kata-kata Aziz. perasaanku bilang kalu Aziz tu nggak bohong. Aku percaya sama Aziz. tiba-tiba Aziz ngomong lagi,
“ Kenapa kalian bertiga diam? Alis, kamu percaya kan sama aku?”
Meyta dan Rahma pun serentak menjawab, “ Alis udah nggak suka sama kamu, dia pengen konsen sama sekolahnya.” Tapi aku menjawab,
“ Perasaan ku bilang , aku percaya sama kamu Aziz, dan aku masih sayang sama kamu, sampai kapanpun!” Aziz, Meyta dan Rahma terdiam mendengar ucapanku, mereka kaget mendengarnya tadi. Lalu Aziz bilang, “ Trus kamu mau nggak balikan sama aku lagi Lis? Please banget Lis, aku mohon!” Dan kali ini sudah kesekian kalinya Aziz ngajak balikan ke aku dan jawabku tetap sama seperti dulu, aku nggak mau sama Aziz.
“ Aziz kamu tau kan?  I will always love you forever, jadi kamu nggak usah khawatir, tapi maaf banget, aku tetep nggak bisa jadi pacar kamu, dan kamu udah tau apa alasannya kan? Jadi aku nggak perlu alasan lagi.”
            “ Iya, aku juga mau konsen dulu ke sekolah ku, aku bakal setia sama kamu Alis! And I will always love you forever
Tiba-tiba Meyta dan Rahma bilang “ cye...cye, CLBK nieh ! TTM alias teman tapi mesra!”
Sejak saat itu aku, Aziz, Rahma, Meyta menjadi sahabat baik. Kami setia setiap saat, dalam suka maupun duka kami selalu bersama. Kami tak peduli tentang cinta atu pacar lagi, yang kami pikir hanyalah PERSAHABATAN Kami tak ingin menangis karena cinta lagi, dan yang harus selalu diingat sahabat itu lebih setia dibanding dengan pacar. Kami Best Friend Forever. Meskipun ada rasa yang beda antara aku dan Aziz, aku tetep bakal mendem perasaan itu. Aziz bakal nunggu sampai aku mau, dan diantara kita udah nggak ada lagi yang namanya perselisihan, yang ada hanyalah kasih sayang, kasih sayang persahabatan dan kasih sayang cinta.

Pacar dapat menjadi kenangan
Tapi sahabat adalah kepercayaan
Pacar cuma sesaat
Tapi sahabat selamanya
Pacar emang saling memiliki
Tapi sahabat saling mengerti
Pacaran dapat berakhir
Tapi sahabat sampai mati